Upaya Pencegahan
DIFTERI
Cara paling baik untuk pencegahan penyakit difteri adalah pemberian imunisasi aktif pada masa anak-anak secara komplit.
Antigen difteri secara tunggal belum ada, biasanya pemberian vaksin difteri bersamaan dengan vaksin pertusis dan tetanus, seperti diphteria-tetanus-pertusis vaccine (DTaP) untuk anak-anak dan tetanus-diphteria vaccine (Td) untuk dewasa. Pemberian vaksin pada anak-anak adalah pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 15-16 bulan, kemudian dilanjutkan dengan booster setiap 10 tahun.
Di negara berkembang difteri acap menjadi penyebab kematian pada anak-anak.Untungnya pada dekade terakhir telah dikembangkan pencegahan difteri melalui vaksinasi difteri (DPT) yang wajib diberikan pada anak-anak. Sayangnya pada bayi, anak-anak, remaja, dan orang dewasa kekebalan hanya dieroleh selama 10 tahun setelah imunisasi , sehingga orang dewasa sebaiknya menjalani vaksinasi booster (DT) setiap 10 tahun sekali. Pada waktu dewasa, perlu dilakukan anamnesis yang baik, apakah pasien lengkap mendapatkan imunisasi terhadap difteri.
Orang yang kontak erat dengan penderita difteri terutama yang tidak pernah / tidak sempurna mendapat imunisasi aktif, dianjurkan pemberian booster dan melengkapi pemberian vaksin. Kemudian diberika komprofiksasi yaitu penicillin procain 600.000 unt intramuskular per hari atau erythromycin 40mg/kg BB/hari, selama 7-10 hari.
Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit , di unit perawatan intensif. Ia akan diberi suntikan antioksidan dan mendapatkan pemantauan ketet terhadap sistem pernafasan dan jantung. Untuk melenyapkan basil diberikan antibiotik. Pemulihan difteri yang berat akan berlangsung perlahan. Biasanya anak tidak boleh terlalu bnayak bergerak karena kelelahan bisa melukai jantung yang meradang.
Bila tidak memungkinkan dilakukan pengawasan, sebaiknya diberikan anioksin difteri 10.000 unit intramuskular. 2 minggu sesudah pengobatan diberikan, dilakukan kultur untuk meyakinkan eradiksasi basil C.dyphtheriae.
Selain itu pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan : 1) mengurangi minum es karena minum minuman yang terlalu dingin secara berlebihan dapat mengiritasi tenggorokan dan tenggorokan tersa sakit; 2) menjaga kebersihan badan, pakaian dan lingkungan karena penyakit menular seperti difteri mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat senitasi yang rendah, oleh karena ituselain menjaga kebersihan diri kita juga perlu menjaga kebersihan lingkungan sekitar; 3) makanan yang kita konsumsi harus bersih dan jika kita membeli makanan di luar, pilihlah warung yang bersih; 4) jika terserang difteri,penderita segeralah mendapatkan penanganan dengan dirawat dengan baik untuk mempercepat kesembuhan dan supaya tidak menjadi sumber penularan.